Hipokalemia merupakan kelainan yang sering ditemukan pada kondisi perawatan pasien di rumah sakit, namun sampai sekarang masih sering dianggap sebagai kelainan komorbid belaka. Usaha-usaha untuk meningkatkan diagnosis etiologik hipokalemia harus dilakukan mengingat kesederhanaan dari pendekatan dan pentingnya pengenalan keadaan hipokalemia dengan risiko tinggi.
Pendekatan diagnosis hipokalemia dengan TTKG dapat diterapkan untuk menegakkan diagnosis etiologik hipokalemia. Penghitungan TTKG yang sederhana dan penggabungan dengan kondisi asam basa serta status tekanan darah pasien dapat menegakkan sebagian besar kasus hipokalemia dengan meyakinkan.
Pendekatan diagnosis hipokalemia dengan TTKG dapat diterapkan untuk menegakkan diagnosis etiologik hipokalemia. Penghitungan TTKG yang sederhana dan penggabungan dengan kondisi asam basa serta status tekanan darah pasien dapat menegakkan sebagian besar kasus hipokalemia dengan meyakinkan.
Sindrom Gitelman dan Bartter, meskipun jarang diketemukan, tetap merupakan kelainan penyebab hipokalemia yang penting untuk dikenali. Hal ini dikarenakan kemudahan dalam terapi dan potensi untuk menyelamatkan pasien dari kondisi hipokalemia fatal seperti aritmia kardiak dan paralisis.
Terapi sindrom Gitelman dan Bartter pada dasarnya terdiri atas suplementasi kalium, magnesium dan penggunaan spironolakton serta NSAID pada kasus-kasus yang dinilai perlu untuk disuplementasi. Pemantauan selama dua bulan sekali dinilai mencukupi untuk melihat perkembangan dari terapi pasien.
Klik link di samping ini untuk melihat artikel secara lengkap. Unduh
Terapi sindrom Gitelman dan Bartter pada dasarnya terdiri atas suplementasi kalium, magnesium dan penggunaan spironolakton serta NSAID pada kasus-kasus yang dinilai perlu untuk disuplementasi. Pemantauan selama dua bulan sekali dinilai mencukupi untuk melihat perkembangan dari terapi pasien.
Klik link di samping ini untuk melihat artikel secara lengkap. Unduh