Sepsis merupakan suatu sindrom klinis akibat infeksi yang mengalami peningkatan jumlah tahun-tahun belakangan ini, sebagian disebabkan oleh karena perbaikan kualitas hidup dan semakin banyaknya pasien dengan usia lanjut. Penanganan sepsis semakin sulit, terutama pada pasien rawat inap oleh karena tingginya tingkat resistensi antibiotika untuk kuman-kuman nosokomial.
Paradigma sepsis telah bergeser dari suatu pandangan di mana kegagalan organ dan kematian pada sepsis disebabkan oleh hipoperfusi dan hipoksia jaringan menjadi lebih disebabkan oleh berbagai macam faktor yang saling terkait. Faktor-faktor tersebut adalah mediator-mediator inflamasi, netrofil, spesies organ reaktif dan juga endotoksin sendiri serta kerusakan endotel yang memainkan peranan penting dalam kerusakan organ oleh karena sepsis. Pemahaman akan proses ini penting untuk dapat menilai dan menatalaksana sepsis secara tetap.
Paradigma sepsis telah bergeser dari suatu pandangan di mana kegagalan organ dan kematian pada sepsis disebabkan oleh hipoperfusi dan hipoksia jaringan menjadi lebih disebabkan oleh berbagai macam faktor yang saling terkait. Faktor-faktor tersebut adalah mediator-mediator inflamasi, netrofil, spesies organ reaktif dan juga endotoksin sendiri serta kerusakan endotel yang memainkan peranan penting dalam kerusakan organ oleh karena sepsis. Pemahaman akan proses ini penting untuk dapat menilai dan menatalaksana sepsis secara tetap.